Generasi muda saat ini adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan menggantikan para pemimpin dan tokoh lainnya yang ada saat ini. Namun, bagaimana jika generasi muda masih kecil saja sudah rusak?
Yah, kisah seorang siswi sekolah dasar (SD) di Surabaya Timur mengaku kerap dilecehkan pacar ibunya.
Meski tidak sampai hamil, dia dinyatakan mengalami ketagihan seks atau sex addict.
Siswi SD tersebut tinggal berdua bersama ibunya yang telah lama bercerai dengan suaminya di sebuah rumah di Surabaya timur.
Ibu siswi SD itu memiliki kedekatan khusus dengan seorang pria yang sering bermain ke rumahnya.
“Dia (siswi SD) juga sering melihat ibunya dengan pria itu berhubungan intim,” kata Isa Anshori, ketua Divisi Data dan Riset, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim, Selasa (28/10/2014).
Saat ibunya tidak ada, lanjut Isa, pacar ibunya itu kerap merayunya dengan iming-iming barang menarik.
Dengan bujuk rayu itu, korban beberapa kali mengalami pelecehan seksual.
Kini, siswi yang duduk di kelas VI SD itu ditangani jejaring lembaga swadaya masyarakat pemerhati anak Surabaya.
Korban ditempatkan di shelter khusus.
“Dia mendapatkan program pemulihan psikis, serta untuk menghilangkan ketagihan seksnya,” jelasnya.
Meski berada di shelter khusus, siswi SD berusia 14 tahun tersebut dijamin tidak akan kehilangan hak pendidikannya..
Generasi muda saat ini adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan menggantikan para pemimpin dan tokoh lainnya yang ada saat ini. Namun, bagaimana jika generasi muda masih kecil saja sudah rusak?
Yah, kisah seorang siswi sekolah dasar (SD) di Surabaya Timur mengaku kerap dilecehkan pacar ibunya.
Meski tidak sampai hamil, dia dinyatakan mengalami ketagihan seks atau sex addict.
Siswi SD tersebut tinggal berdua bersama ibunya yang telah lama bercerai dengan suaminya di sebuah rumah di Surabaya timur.
Ibu siswi SD itu memiliki kedekatan khusus dengan seorang pria yang sering bermain ke rumahnya.
“Dia (siswi SD) juga sering melihat ibunya dengan pria itu berhubungan intim,” kata Isa Anshori, ketua Divisi Data dan Riset, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim, Selasa (28/10/2014).
Saat ibunya tidak ada, lanjut Isa, pacar ibunya itu kerap merayunya dengan iming-iming barang menarik.
Dengan bujuk rayu itu, korban beberapa kali mengalami pelecehan seksual.
Kini, siswi yang duduk di kelas VI SD itu ditangani jejaring lembaga swadaya masyarakat pemerhati anak Surabaya.
Korban ditempatkan di shelter khusus.
“Dia mendapatkan program pemulihan psikis, serta untuk menghilangkan ketagihan seksnya,” jelasnya.
Meski berada di shelter khusus, siswi SD berusia 14 tahun tersebut dijamin tidak akan kehilangan hak pendidikannya.
Dia tetap belajar, dan secara administrasi, tetap tercatat sebagai siswi kelas VI di sekolahnya.
“Hanya tempat pendidikannya saja yang dialihkan sementara di shelter,” jelasnya.
Sebelumnya, LPA Jatim juga menemukan siswi SD yang hamil lima bulan.
Selain dicabuli ayahnya sendiri, siswi SD berusia 15 tahun itu mengaku juga dicabuli guru agamanya di sekolah.
Kasus yang menimpa siswi SD di Surabaya utara itu kini sudah ditangani Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Ayah maupun guru agamanya sudah diamankan.
[Sumber: Tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar